
Dok :Foto bersama Mahasiswa UMB didampingi Kepala Biro Kemahasiswaan UMB, Yuni Tresnawati, S.Sos, M.Ikom dan Kepala Bagian Pengembangan Karakter Mahasiswa, Bapak Safto Adi Wibowo, SE., MM sebelum ke lokasi kegiatan SDG’s
Jakarta, 24 Februari 2025 - Biro Kemahasiswaan Universitas Mercu Buana (UMB) melalui bagian Pengembangan Karakter Mahasiswa menginisiasi sebuah program bernama SDG’s Project. Program ini dirancang untuk mahasiswa baru dengan tujuan mengembangkan kemampuan analisa serta meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia.
Kepala Bagian Pengembangan Karakter Mahasiswa, Bapak Safto Adi Wibowo, SE., MM., menjelaskan bahwa SDG’s Project mendorong mahasiswa untuk menganalisis kondisi sosial di lingkungan mereka sendiri.
"Mahasiswa diminta untuk menganalisa sebaik mungkin, masalah apa yang terjadi dalam lingkungan masyarakat sehingga mereka tidak terbawa arus yang hanya mementingkan kepentingan kelompok, dengan demikian mereka tidak hanya fokus pada kepentingan kelompok tertentu, tetapi benar-benar memahami dan berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar”, tambahnya.
Implementasi SDGs Project
Program ini dilaksanakan di wilayah-wilayah yang membutuhkan bantuan sesuai dengan 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDG’s). Mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih lokasi yang benar-benar memerlukan intervensi, sehingga interaksi dan kontribusi yang diberikan dapat memiliki dampak yang nyata.
"Mereka tidak perlu jauh-jauh menyelesaikan masalah yang mungkin bukan menjadi prioritas utama. Yang penting, tempat tersebut benar-benar membutuhkan solusi, bukan sekadar keinginan untuk melakukan proyek di sana”, jelas Safto.
Pelaksanaan program ini dimulai dengan tahap perencanaan sejak Juni 2024, diikuti oleh implementasi pada September 2024, dan ditargetkan selesai pada Desember 2024. Namun, beberapa kendala di lapangan menyebabkan adanya perpanjangan waktu hingga dua bulan.
Pada batch 6 dan 7, program ini dibagi menjadi empat kegiatan utama, yaitu:
1. Pendidikan Berkualitas: mahasiswa memberikan fasilitas tambahan bagi Sekolah Luar Biasa (SLB) di Meruya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Pemberdayaan UMKM: di wilayah Meruya, mahasiswa membantu pedagang UMKM yang mengalami keterbatasan dalam promosi dan tempat usaha, guna meningkatkan daya tarik konsumen dan mengurangi kemiskinan.
3. Taman Literasi: pembuatan taman literasi di Taman Pelangi, Meruya, sebagai upaya meningkatkan budaya literasi masyarakat setempat.
4. Air Bersih dan Sanitasi Layak: penyediaan fasilitas air bersih melalui penggalian sumur di wilayah Tangerang guna memenuhi kebutuhan sanitasi warga.
Dok :Mahasiswa UMB memberikan seminar mengenai Bank Plastik dan mengajari cara make up di SLB Negeri 6, Kel. Meruya Selatan, Jakarta Barat
Dok :Penyerahan bantuan kepada UMKM yang mengalami keterbatasan dalam promosi dan tempat usaha diserahkan kepada Mak Salbiah pedagang nasi uduk di Kel. Meruya Selatan, Jakarta Barat, didampingi oleh Kepala Bagian Pengembangan Karakter Mahasiswa, Bapak Safto Adi Wibowo, SE., MM
Dok :Penyerahan bantuan rak buku, rak sepatu, terpal, meja belajar dan kipas angin di Taman Pelangi yang diserahkan kepada Ketua RT 03/08 Jl. H. Kasam 2, Kel. Meruya Selatan, Jakarta Barat, Bapak Bunyamin Nur Alam didampingi oleh Kepala Biro Kemahasiswaan UMB, Yuni Tresnawati, S.Sos, M.Ikom dan Kepala Bagian Pengembangan Karakter Mahasiswa, Bapak Safto Adi Wibowo, SE., MM
Dok : Serah terima bantuan alat pompa air submersible merk Franklin 1,5 PK 4 inch untuk warga yang diserahkan kepada Ketua RW 03 Kp. Baru, Dadap – Kosambi, Tangerang, Bapak Ending Suryadi didampingi oleh Kepala Biro Kemahasiswaan UMB, Yuni Tresnawati, S.Sos, M.Ikom dan Kepala Bagian Pengembangan Karakter Mahasiswa, Bapak Safto Adi Wibowo, SE., MM
Sistem Pengelolaan dan Pengawasan
Mahasiswa baru yang terlibat dalam proyek ini terlebih dahulu diberikan pelatihan pada bulan Agustus agar memahami konsep dan implementasi SDG’s. Untuk memastikan kelancaran pelaksanaan, mereka dibimbing oleh 25 orang mentor dari mahasiswa semester 3 yang berperan sebagai koordinator dan penyambung komunikasi antara mahasiswa baru dengan pihak penyelenggara.
"Strategi yang kami gunakan adalah membentuk mentor sebagai penghubung utama, sehingga tidak semua mahasiswa bertanya langsung kepada panitia. Dengan demikian, koordinasi menjadi lebih efektif," ujar Safto.
Rencana Ke Depan
Melihat tingginya antusiasme mahasiswa dan dampak positif yang dihasilkan, Safto berencana untuk mengajukan kembali program ini dengan perencanaan yang lebih matang.
"Tahun ini masih menjadi pilot project, sehingga masih ada beberapa kendala yang harus diperbaiki. Namun, kami optimis dengan peningkatan dan evaluasi yang lebih baik, proyek ini akan terus berlanjut," ungkapnya.
Dengan adanya program ini, Universitas Mercu Buana berharap dapat mencetak generasi emas 2045 yang memiliki visi tidak mudah diadu domba, serta mampu membedakan kepentingan umum dan kelompok. Selain itu, mahasiswa didorong untuk lebih aktif dalam kegiatan sosial di luar kampus, yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Berita Terbaru Lainnya

