Pendidikan

Mahasiswa Universitas Mercu Buana Ciptakan Aplikasi Digital yang Mampu Mendeteksi Kekerasan Seksual

Alat Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING) Aplikasi Cerdas Terintegrasi untuk Perlindungan Pelecehan Seksual melalui smartphone.

istimewa
Reny Novianti, Beliana Fajriana dan Calvin Prasetyo menciptakan alat Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING) Aplikasi Cerdas Terintegrasi untuk Perlindungan Pelecehan Seksual melalui smartphone, Jumat (19/5/2023). Mereka adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Prodi Sistem Informasi Universitas Mercu Buana (Fasilkom UMB). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Masalah kekerasan seksual masih menjadi isu krusial di tengah masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan.

Tingginya angka kekerasan seksual juga terjadi pada anak-anak selama tahun 2022 yang mencapai 9.588 kasus.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyebutkan, Indonesia mengalami darurat kekerasan seksual terhadap anak.

Baca juga: Alami Trauma, Nenek Korban Kekerasan Seksual Anak di Sukabumi Minta Keadilan ke Presiden Joko Widodo

Sementara Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) selama tahun 2022 mencatat, terjadi 117 kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan pendidikan dalam berbagai jenjang.

Menyadari situasi itu, Reny Novianti, Beliana Fajriana dan Calvin Prasetyo menciptakan alat Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING) Aplikasi Cerdas Terintegrasi untuk Perlindungan Pelecehan Seksual melalui smartphone.

Mereka adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Prodi Sistem Informasi Universitas Mercu Buana (Fasilkom UMB).

Baca juga: Pemerkosaan Pekerja Ekspedisi Diviralkan, Pengamat Beberkan Dampak Psikis Korban Kekerasan Seksual

Menurut Reny Novianti, kasus pelecehan seksual di Indonesia cukup meresahkan dan terjadi karena kurangnya kesadaran dan edukasi pada masyarakat di Indonesia.

Korbannya tidak hanya perempuan saja, tetapi laki-laki dan juga anak-anak.

"Meski ada fasilitas pengaduan, korban pelecehan seksual masih sulit melapor karena takut atau trauma," kata Reny Novianti dalam siaran pers yang diterima Warta Kota, Jumat (19/5/2023).

Baca juga: Emilia Sri Hanandyta Mahasiswi Universitas Mercu Buana Sumbang Medali di SEA Games Kamboja 2023

Apalagi di Indonesia ada budaya menyalahkan korban, yang membuat korban tindak pelecehan seksual memilih diam dan memendam pengalaman pahitnya itu sendirian.

"Saya dan tim berpikir bahwa kasus pelecehan seksual ini dapat terbantu dengan media seperti aplikasi cerdas terintegrasi yang dapat memberi perlindungan dan membantu para korban pelecehan seksual di Indonesia," katanya.

STRESSING ini dilengkapi sensor suara dan alarm yang berfungsi ketika korban dalam keadaan berbahaya.

Baca juga: VIDEO Kekerasan Seksual Anak di Rusunawa Marunda, Dinas Terkait Diminta Rutin Lakukan Pengawasan

Alat ini otomatis berbunyi untuk menakuti pelaku kejahatan dan akan mengirimkan sinyal bahaya ke pihak yang terhubung.

Aplikasi ini memiliki mitra yang terhubung dengan lembaga pemerintahan yaitu Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA).

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved